Hasil kajian Pusat Studi Gempa Nasional Kementerian PUPR Tahun 2017 bahwa diketahui banyak patahan/sesar yang berpotensi gempa di kawasan daratan Indonesia, awalnya berjumlah 90-an, sekarang menjadi 285 sesar aktif. Surabaya termasuk yang dilewati 2 sesar aktif yang berpotensi gempa, yaitu Sesar Surabaya dan Sesar Waru. Update terbaru dari Pusgen tahun 2022 ada tambahan beberapa sesar aktif termasuk yang ada di Madura.
Berdasarkan catatan sejarah kegempaan, jalur Sesar Kendeng pernah memicu terjadinya gempabumi merusak di Mojokerto (1836,1837), Madiun (1862, 1915) dan Surabaya (1867). Sedangkan Sesar RMKS juga pernah memicu terjadinya gempabumi merusak di Rembang-Tuban (1836), Sedayu (1902), Lamongan (1939), Sumenep (13 Juni 2018 dan 11 Oktober 2018). Gempa gempa yang pernah terjadi tersebut mempengaruhi Kita Surabaya. Salah satunya Gereja Santa Perawan Jl Kepanjen Morokrembangan. Gereja Merah dan direhabilitasi gereja yang retak karena gempa Tahun 1867.
Kami Puslit MKPI ITS, Departemen Teknik Geofisika, BMKG dan BRIN berkolaborasi menyelenggarakan Webinar yang akan memaparkan hasil kajian terbaru dari BRIN, BMKG dan ITS terkait keberadaan sesar aktif dan hasil pantauan seismisitas di Jawa Madura. Harapannya hasil kajian ini bisa ditindak lanjuti oleh peneliti dan pemangku kepentingan sebagai dasar dalam perencanaan wilayah.
Narasumber yang akan menjadi pemateri yakni:
Sebagai Moderator:
Berperan sebagai Host:
Mari bergabung dalam webinar ini, yang akan dilaksanakan pada :
Ibu Prof. Dwikorita Karnawati Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan secara umum sepanjang tahun 2025 hujan diperkirakan
Nusantara terletak di jalur Ring of Fire atau cincin api Pasifik, yaitu jalur di sepanjang samudra Pasifik yang ditandai
ITS sudah lama mengembangkan ilmu terkait material tambang seperti yang di Program Studi Sarjana Teknik Material (PSSTM), Departemen Teknik