News

WEBINAR “PRAKTEK ANTISIPASI LONGSOR”

Wed, 20 Nov 2024
8:47 am
Information
Share :
Oleh : Admin-Teknik Geofisika   |

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bencana hidrometeorologi mendominasi hampir 95 persen kejadian bencana di Indonesia selama beberapa tahun ini. Bencana yang paling dominan lagi itu adalah hidrometeorologi basah, banjir, banjir bandang, dan tanah longsor hampir 90 persen. Kawasan yang paling sering terjadi antara lain Provinsi Aceh, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. BNPB mencatat bahwa longsor menjadi bencana paling mematikan di Indonesia.

Awal musim hujan tahun 2024 beberapa kawasan di Indonesia

sudah mulai longsor di berbagai daerah. Berdasarkan infografis BNPB 3 Oktober 2024 sudah terjadi 91 kejadian longsor. Longsor Juli 2024 di kawasan pertambangan rakyat, Bone Bolango, Gorontalo dan tercatat jumlah korban ada 23 jiwa. Tanah longsor di Desa Jemur, Kecamatan Pejagoan, Kebumen, Minggu (10/11/2024) menelan 2 korban jiwa, Ibu dan ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Pada Rabu 13 Nopember 2024 terjadi tanah longsor di kompleks pesantren Yaspida Jalan Parungseah, Desa Cipetir, Kecamatan Kadudampit, Sukabumi, dan korban meninggal 4 orang santri dan lima lainnya mengalami luka-luka.

Suatu hal yang perlu diketahui bersama bahwa tanah longsor tidak terjadi “ujug ujug” tapi ada proses yang khas, ada tanda tanda. Tanda tanda tanah mau longsor antara lain : (1) ada longsor-longsor kecil, (2) retakan-retakan di tanah, tanah ambles dan tanah gerak (3) pohon yang tumbuh miring atau tiang listrik miring, (4) pohon yang terangkat dan terlihat akarnya, (5) beberapa rumah pintu dan jendelanya tidak bisa dibuka , dll dll.
Saat retakan melebar tersebut air hujan yang turun bisa masuk meresap lewat retakan dan akan terus bertambah banyak sehingga tanah lereng tambah berat dan longsor.

Daerah rawan longsor umumnya di kawasan lereng perbukitan – pegunungan sehingga diperlukan gotong royong masyarakat yang bermukim di daerah tersebut. Pemberdayaan masyarakat kawasan rawan longsor sangat membantu mengurangi risiko bencana tanah longsor. Paling tidak bagi masyarakat yang bermukim di kawasan rawan longsor, bisa melaporkan kalau melihat tanda-tanda tanah mau longsor dan mestinya pemerintah segera menindak lanjuti laporan masyarakat dengan melakukan hal-hal untuk mencegah/menghambat tanah longsor.

Kami Teknik Geofisika ITS-BNPB-UPN Yogya-JKJT-FPRB Jatim menyelanggarakan webinar dengan tujuan untuk menambah pengerahuan tentang longsor dan upaya antisipasinya, bersama :

Keynote Speaker

  • Dr. Raditya Jati, S.Si., M.Si. (Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB)

Narasumber

  • Eko Teguh Paripurno (Dosen Magister Manajemen Bencana UPN Yogyakarta)
  • Amien Widodo (Dosen Teknik Geofisika ITS)

Penanggap

  • Agustinus Tedja Buwana (Ketua Umum Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur)
  • Catur Sudarmanto (Sekjen Forum Pengurangan Risiko Bencana Jawa Timur)

Moderator

  • Nanin Kusuma, M. Pd. (Kabid Humas dan Kerjasama MGMP Geografi Jawa Timur)

Yang akan diselenggarakan pada:

  • Hari/Tanggal    :️ Sabtu, 23 Nopember 2024
  • Waktu              : 13.30 -16:00 WIB
  • Zoom ID          : 4654-4005-85

 

Latest News

  • WEBINAR “PRAKTEK ANTISIPASI LONGSOR”

    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bencana hidrometeorologi mendominasi hampir 95 persen kejadian bencana di Indonesia selama beberapa tahun

    20 Nov 2024
  • Kuliah Tamu “Subsurface Interpretation from Gravity and Magnetic Data in New Zealand”

    Teknik Geofisika ITS menyelenggarakan Kuliah Tamu “Kuliah Tamu “Subsurface Interpretation from Gravity and Magnetic Data in New Zealand” bersama

    09 Nov 2024
  • Kuliah Tamu “Architecture and dynamics of the Youngest Toba Tuff (YTT) magma reservoirs: insight from geochemistry and textural analysis”

    Teknik Geofisika ITS menyelenggarakan Kuliah Tamu “Architecture and dynamics of the Youngest Toba Tuff (YTT) magma reservoirs: insight from

    09 Nov 2024