Badan Meteorologi Jepang (JMA) telah mengeluarkan peringatan khusus pertamanya mengenai kemungkinan gempa megathrust Palung Nankai dan berpeluang sebesar 70 – 80 % terjadinya gempa bumi berkekuatan magnitudo 8 – 9. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG menyebutkan bahwa kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap Megathrust Nankai sama persis yang dirasakan dan dialami oleh ilmuwan Indonesia. Istilahnya ‘tinggal menunggu waktu’ terjadi gempa besar.
Ungkapan tinggal tunggu waktu akan terjadinya gempa megathrust di Jepang dan di Indonesia ditafsirkan banyak media menjadi banyak tafsir misalnya ada yang menyebutkan akan terjadi seminggu lagi dan lain sebagainya. Seperti biasa diikuti media online dengan tambahan bumbu bumbu yang membuat banyak Masyarakat bingung dan meresahkan, sehingga diperlukan penjelasan secara menerus untuk menenangkan Masyarakat.
Paling tidak ada beberapa kawasan megathrust yang sudah dipetakan oleh PUSGEN 2017 yaitu Zona megathrust berada di zona subduksi aktif, seperti: (1) subduksi Sunda mencakup Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba, (2) subduksi Banda, (3) subduksi Lempeng Laut Maluku, (4) subduksi Sulawesi, (5) subduksi Lempeng Laut Filipina, dan (6) subduksi Utara Papua. Satu hal yang penting aktivitas gempa yang bersumber di zona megathrust tidak selalu berkekuatan besar. Data hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa gempa-gempa kecil yang lebih banyak terjadi di zona megathrust, meskipun zona megathrust bisa memicu gempa besar.
Sejalan dengan misi ITS untuk memberikan kontribusi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi demi kesejahteraan masyarakat, maka Departemen Teknik Geofisika ITS bekerjasana dengan PVMBG – U-INSPIRE – IAGI akan menyelenggarakan Webinar dengan topik Waspada Gempa Megathrust. Tujuan dari webinar untuk mengetahui dan memahami serta mewaspadai gempa megathrust sehingga risiko bencana gempa bisa dikurangi, bersama para pakar:
Keynote Speaker
Narasumber :
Penanggap:
Moderator:
Webinar akan dilaksanakan pada :
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bencana hidrometeorologi mendominasi hampir 95 persen kejadian bencana di Indonesia selama beberapa tahun
Teknik Geofisika ITS menyelenggarakan Kuliah Tamu “Kuliah Tamu “Subsurface Interpretation from Gravity and Magnetic Data in New Zealand” bersama
Teknik Geofisika ITS menyelenggarakan Kuliah Tamu “Architecture and dynamics of the Youngest Toba Tuff (YTT) magma reservoirs: insight from