Kegiatan–kegiatan yang bertujuan untuk mensosialisasikan bidang Survey dan Pemetaan atau Teknik Geodesi di ITS terus dilakukan antara lain adalah berupa seminar, pertemuan ilmiah, konggres, pendidikan/pelatihan dan sebagainya; beberapa kegiatan yang telah ditempuh antara lain :
Peran aktif dari para dosen yang mempunyai spesialisasi Teknik Geodesi ITS dalam berorganisasi profesi di Indonesia seperti ISI (Ikatan Surveyor Indonesia), MAPIN (Masyarakat Penginderaan Jauh Indonesi), ISGI ( Ikatan Sarjana Geodesi Indonesia), MAPETA ( Masyarakat Pemetaan), DGI (Dewan Geomatika Indonesia) dan PII (Persatuan Insinyur Indonesia)  serta diluar negeri seperti IAG (International Association of Geodesy) dan ISPRS (International Society of Photogrammetry and Remote Sensing) baik sebagai anggota maupun pengurus terus diupayakan. Beberapa dosen melanjutkan jenjang studi S-3nya di Eropa, seperti di Univ. Paul Sabatier dan l’Université de Nice-Sophia Perancis dan Univ. Hannover – Jerman.
Dari kegiatan-kegiatan diatas, menunjukan usaha-usaha untuk lebih mengenalkan Teknik Geodesi secara umum dan defakto kepada masyarakat baik di ITS maupun diluar ITS. Yang meskipun banyak kendala dan keterbatasan yang harus diselesaikan baik yang bersifat internal di ITS sendiri dan setelah proses pengenalan dan usaha-usaha telah dilakukan selama lebih dari 15 tahun sejak dicanangkan, maka pada bulan Maret 1998, usulan Program Studi Teknik Geodesi untuk Program Sarjana (S-1) telah diusulkan oleh ITS ke Dikti Depdiknas.
Dan pada tanggal 24 Juni 1998 setelah menunggu kurang lebih 3 bulan, Program Studi Teknik Geodesi akhirnya secara resmi dapat diwujudkan dengan diterbitkannya Surat Keputusan No. 205/DIKTI/Kep/1998 tanggal 24 Juni 1998.
Saat ini ilmu geodesi tidak hanya berbicara tentang bentuk dan ukuran bumi saja tetapi juga teknologi informasi geospasial. Oleh karena itu tidak dapat dipungkiri, bahwa munculnya era GEOMATIKA ini tidak terlepas dari kebutuhan yang mendesak dari masyarakat modern untuk memecahkan persoalan secara simultan, cepat, benar, efisien dan aktual dari semua faktor yang mempengaruhi sistem tersebut, sehingga diperoleh hasil yang optimal. Era ini didorong oleh lahirnya teknologi informatika tahun 1960-an, yang telah mendorong ilmu dan teknologi di bidang survai dan pemetaan maupun geodesi berkembang secara drastis, karena pengolahan data dan sistim pemetaan di lapangan serba menggunakan teknologi serba otomatis atau komputer, hal inilah yang mendorong munculnya wacana geodesi menjadi ilmu dan teknologi ”GEOMATIKA”. Di Kanada dan Amerika Serikat, GEOMATIKA telah dikembangkan ke arah agraria/kadastral dan pajak, yang dikenal dengan Land Information System (LIS) atau Sistem Informasi Pertanahan.
Untuk menghadapi tantangan tersebut maka Prodi Teknik Geodesi telah mengidentifikasi berbagai faktor antara lain :
Dengan latar belakang diatas serta didukung sumber daya manusia (SDM) di Prodi Teknik Geodesi – FTSP ITS yang mempunyai 14 orang dosen dengan berbagai spesialisasi al. bidang  Geodesi, Geomatika (Pemetaan Digital, Fotogrametri Digital, GIS dan Penginderaan Jauh), Hidrografi dan Pertanahan dengan komposisi pendidikan bergelar doktor (S-3) sebanyak 3 orang (1 Prof),  master (S-2) adalah 11 orang (6 dosen saat ini sedang studi lanjut ke jenjang S-3) maka mengajukan untuk berubah nama. Nama TEKNIK GEOMATIKA akhirnya dipilih setelah disetujui Senat ITS .
Setelah melalui beberapa tahap mulai dari usulan internal hingga sharing melalui diskusi dengan beberapa stake-holder hingga rapat Senat Institut yang memakan waktu kurang lebih satu tahun, maka Program Studi Teknik Geodesi secara resmi diselenggarakan berdasarkan Surat Keputusan No. 205/DIKTI/Kep/1998 tanggal 24 Juni 1998 merubah dirinya pada tanggal 21 April 2006 menjadi Program Studi Teknik Geomatika dengan surat Keputusan Rektor ITS No. 2029.1/KO3/PP/2006.