Sorry, no posts matched your criteria.
Valeriana saat Foto bersama dengan keluarga dan tim penguji usai sidang
Kampus ITS, ITS News – Pengelolaan persediaan suku cadang sangat penting bagi perusahaan yang beroperasi dengan mengandalkan mesin atau peralatan berkelanjutan. Oleh karena itu, Valeriana Lukitosari mengajukan solusi manajerial yang dipaparkan dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor Departemen Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Selasa (5/3).
Berlangsung di Auditorium Sinarmas ITS, Valeriana menyebutkan bahwa beberapa perusahaan telah menghadapi tantangan besar dalam mengelola persediaan suku cadang untuk peralatan pentingnya. Disertasi dengan judul Optimasi Persediaan Suku Cadang: Mempertimbangkan Redundansi dan Alokasi pada Sistem Multi Echelon itu mengusulkan tiga macam permodelan dalam mengelola persediaan suku cadang.
Model pertama yaitu mempertimbangkan skenario persediaan dan redundansi. Skenario tersebut dibangun dengan beberapa kombinasi antara stock on hand dan konfigurasi redundan. “Konfigurasi dua unit komponen tersebut dapat bermanfaat untuk menghindari kegagalan dan memperpanjang masa pakai sistem,” tutur perempuan kelahiran Jombang tersebut. Redundansi sendiri merupakan kemampuan suatu sistem untuk tetap berfungsi dengan normal walaupun terdapat elemen yang tidak berfungsi.
Dalam model yang kedua, alokasi persediaan suku cadang mempertimbangkan keandalan. Dalam penelitian ini disebutkan bahwa pada proses peningkatan keandalan biasanya diikuti oleh peningkatan biaya dan kapasitas. Namun dengan membangun model alokasi yang tepat, permasalahan yang mempertimbangkan keandalan, biaya, dan kapasitas dapat diselesaikan secara sederhana melalui penggabungan metode branch and bound, transformasi binary integer. dan model nonlinier menjadi linier.
Pada model yang terakhir, faktor yang berpengaruh pada alokasi dan dampak eksistensi transshipment antar gudang diamati pengaruhnya dengan melihat data persediaan di antara gudang. Transhipment sendiri adalah aktivitas yang berkaitan dengan pergerakan barang dan alat angkut. “Selain lokasi gudang lokal dengan gudang pusat, dalam pengalokasian suku cadang harus memperhatikan informasi mengenai ketergantungan antar lokasi yang berupa data spasial,” ujar Valeriana.
Valeriana kemudian menyebutkan hasil penelitian tersebut telah menunjukan bahwa persediaan suku cadang redundan sesuai diterapkan untuk peralatan yang sangat memperhitungkan down timenya. Down time adalah jumlah waktu dimana suatu alat tidak dapat beroperasi disebabkan adanya kerusakan. “Kemudian, biaya simpan dan pengadaan secara signifikan mempengaruhi keputusan untuk memilih redundansi,” lanjut Valeriana. Selanjutnya, faktor yang signifikan mempengaruhi alokasi persediaan suku cadang di gudang adalah harga, rentang waktu, dan letak dimana peralatan ditempatkan.
Di akhir presentasinya, Dosen Departemen Matematika ITS tersebut menyebutkan bahwa penelitian ini dapat dilanjutkan dan dikembangkan lagi. “Hal ini karena masih banyak hal-hal yang kemungkinan dapat dikembangkan lagi pada penelitian berikutnya,” pungkasnya. (sof/id)
Valeriana Lukitosari dan orang tua (kanan), usai dilaksanakannya sidang terbuka doktor di Gedung Sinarmas ITS