Karpet merah digelar di Departemen Teknik Industri (DTI). Dari halaman utama, karpet itu memanjang menuju ruang sidang. Hiasan-hiasan lampion, bunga, dan photobooth sudah terpasang rapi disana. Ketigabelas peserta Inchall berpakaian khas daerah masing-masing. Arief Ramadhan, ketua pelaksana Inchall 2017 menjelaskan bahwa event ini berlangsung setiap tahun. DTI ITS sudah melaksanakan acara ini sebanyak delapan kali. Untuk tahun ini, Inchall, sub-event Industrial Engineering Fair, sudah menjamah Turki. Dijelaskan Arief, para peserta yang berhasil berangkat ke Surabaya adalah mereka yang lolos seleksi online se-Asia. Dari 105 peserta, hanya 13 tim saja yang berhasil terbang ke Surabaya. “Sejatinya, ada 15 tim yang lolos, namun delegasi Turki dan Singapura mengundurkan diri,” ujar Arief. Dilanjutkannya, dalam malam budaya tahun ini, tim Malaysia menampilkan bela diri Khanya. Tim yang berasal dari Universiti Teknologi Malaysia (UTM) ini adu silat dengan rekan setimnya. Didahului dengan pantun berbahasa melayu, mereka pun memulai aksi silat cekak cekak dan memukau peserta lain. Dari Indonesia sendiri, peserta asal Universitas Sumatera Utara (USU) menyanyikan lagu dengan bahasa batak. Mereka menyebut lagu tersebut Batak Pop. Katanya, lagu tersebut mengandung romantisme cinta. “Kami terpakau dengan ekspresi mereka membawakan lagu,” ujar Arief sembari tersenyum. Inchall akan berlangsung hingga Sabu, (4/3) nanti. Setelah melewati tahap satu dan dua, mereka akan maju ke babak final. Hanya lima tim yang lolos menuju tahap ini. Sepuluh lainnya, akan tetap diberi fasilitas untuk tinggal di Surabaya. Mereka pun diperkenankan jalan-jalan keliling Surabaya sesuka hati. (nov/ven)