Dalam edisi kedelapan Inchall, para finalis melakukan kunjungan ke PT Bimo Bisma dan PT Yakult Indonesia Persada Mojokerto. Dalam kunjungannya para finalis diminta untuk mempelajari kondisi perusahaan. Setelah cukup mempunyai data mereka ditantang untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi perusahan tersebut. “Dalam final ini para peserta memang benar-benar menghadapi kasus nyata yang ada di perushaan, jadi memang sifatnya sedikit privasi. Jadi tujuan dari kunjungan ini agar peserta mendapatkan gambaran dan solusi dalam menyelesaikan permasalahan perusahaan” ujar ketua pelaksana, Arief Ramadhana. Dengan mengusung tema zero losses, a goal to toward bussiness process sustainibility, para finalis diberi waktu lima jam untuk menyelesaikan permasalahan perusahaan. selain itu kelima tim finalis juga diminta mempresentasikan hasil analisa mereka dalam power point untuk disampaikan pada dewan juri. Solusi yang dikemukakan oleh para mahasiswa ini selanjutnya akan menjadi masukan bagi perusahaan. “Kebetulan dua perusahaan tersebut memiliki permasalahan yang punya korelasi dengan tema yang kita angkat, jadi tahun ini kita memilih untuk mengadakannya di dua tempat tersebut. Nantinya apa yang mereka sampaikan akan menjadi masukan bagi perusahaan” tambah mahasiswa semester empat tersebut. Dalam company visit kali ini tidak hanya para finalis saja yang ikut berpartisipasi. peserta yang tidak masuk dalam lima besar juga turut serta mempelajari kondisi existing dari perusahaan. Hal ini pun menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta yang terdiri dari berbagai negara di Asia tersebut. “Tadi sempat bingung karena waktu pengenalan perusahaan memakai bahasa Indonesia. tapi saya kagum dengan kelengkapan proses dan alat-alat yang ada diperusahaan-perusahaan ini” ujar salah satu peserta dari Technological Institute of Philippines, Joshua Gilmore. (Mik/ven)