Wisudawan asal Departemen Teknik Industri ini lulus 3,5 tahun dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,66. Semuanya diraih di usia yang masih belia, 20 tahun satu bulan. Sebab itulah, ia mendapat penghargaan sebagai wisudawan termuda oleh Rektor ITS, Prof Ir Joni Hermana MSc ES PhD. Ia mengaku, sejak duduk di bangku taman kanak kanak (TK) ia adalah salah satu siswa yang termuda. Usianya saat itu adalah tiga tahun dan ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), ia mendapat momentum untuk akselerasi di sekolah asalnya, SMA Negeri 5 Surabaya. Sejak saat itulah, Almira terpacu untuk terus menjadi lulusan termuda. “Ya sebisa mungkin lulus cepat, sekaligus untuk menghemat umur,” ujarnya tertawa kecil. Meski demikian, wanita mungil ini juga memiliki keinginan besar untuk melanjutkan pendidikan magister. Selain itu, motivasi terbesarnya lulus cepat adalah demi membahagiakan dan membuat bangga kedua orang tuanya. “Karena orang tua saya menyekolahkan saya di ITS agar menjadi kebanggaan beliau, jadi harus lulus dan melakukan yang terbaik,” tuturnya tersenyum. Bukan tanpa kendala, Almira pun seringkali diragukan kemampuannya oleh orang di sekitarnya, terutama teman sebayanya. “Jadi, yang susah adalah membuktikan kemampuan saya meskipun usia saya masih sangat muda,” ucapnya lembut. Menurutnya, terdapat kesalahan paradigma pada mahasiswa yang menganggap mahasiswa tidak dapat menjadi aktivis dengan nilai akademik baik. Biasanya, orang akan menganggap mahasiswa yang demikian terkesan mengorbankan jam tidurnya. Hal ini dibantah Almira dengan prestasi cum laudenya serta pengalaman sejumlah organisasi yang ia tekuni, Salah satunya adalah menjadi pemandu. Meski selalu sibuk, ia selalu memiliki jam istirahat yang cukup dan membuat ia bugar setiap hari. “Perlahan lahan, saya dapat mengatur aktivitas saya supaya mampu menyeimbangkan ketiganya dengan baik,” tegasnya. Di samping itu, Almira memiliki tips tertentu untuk mencapai kesuksesannya. Kuncinya adalah tidak pernah mengeluh. Baginya, mengeluh tidak menyelesaikan apapun. Ditambahkannya, hal yang tidak kalah penting lainnya adalah bersyukur dan berdoa. “Jika sedang malas, selalu ingat motivasi utama, berdoalah, dan kembali berusaha,” pungkasnya. (mir/ven)