Sorry, no posts matched your criteria.
Dr Ir Heru Prastawa DEA saat melakukan sesi tanya jawab tentang disertasinya pada sidang doktor di Ruang Auditorium Sinarmas Departemen Teknik Industri ITS
Kampus ITS, ITS News – Dalam proses desain dan pengembangan produk Human Computer Interaction (HCI), faktor kegunaan (usability) menjadi sangat penting. Salah satu yang menjadi pertimbangan dalam kegunaan ialah aspek kognitif (kemudahan dalam mendapat informasi) dan afektif (kesan). Melalui disertasinya, Dr Ir Heru Prastawa DEA meneliti bagaimana aspek kognitif dan afektif dapat diterapkan untuk pengukuran kegunaan produk.
Heru mengatakan, selama ini dalam perancangan produk-produk dalam lingkup HCI masih hanya mempertimbangkan mekanisme kerja, pengintegrasian, dan kemudahan. Sedangkan dari sisi emosi dan kesan produk belum terlalu diperhatikan.
Padahal menurutnya, aspek afektif harus mulai dipertimbangkan dalam perancangan produk di Era Revolusi Industri 4.0 ini. Heru mencontohkan dengan bermain game, yang pada prosesnya akan menghasilkan perasaan senang, ceria, atau bahkan sedih. “Maka dari itu perlu adanya terobosan untuk dapat memainkan emosi agar dapat melewati persaingan produk yang semakin ketat atau bahkan dapat meningkatkan keinginan pengguna untuk membeli produk tersebut” ujarnya.
Penelitiannya tentang penerapan aspek kognitif dan afektif ini ia lakukan berdasarkan data eksperimental hasil pengamatan pada platform tablet Personal Computer (PC), e-learning dan e-commerce. “Sampel yang diambil melibatkan 550 responden untuk kasus tablet PC dan 230 responden untuk e-learning dan e-commerce,” terang pria kelahiran Kediri itu.
Penelitian tersebut pun dapat digunakan untuk menentukan proporsi aspek kognitif dan afektif dalam mendesain produk, khususnya yang terkait dengan kegunaan. “Desainer produk dapat memperoleh umpan balik tentang bagaimana fitur desain mereka memengaruhi kepuasan pengguna dengan menafsirkan model hubungannya,” jelas pria kelahiran 1960 itu.
Disamping itu, Heru menuturkan penelitiannya juga memiliki dua implikasi untuk penelitian lebih lanjut. Pertama, untuk mengantisipasi sumber daya yang terbatas. Menurutnya, studi lebih lanjut harus fokus pada indikator tambahan dan aspek afektif dari mengaplikasian pada produk yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari konsumen.
Kedua, aspek afektif dapat bervariasi berdasarkan perbedaan usia, kelompok profesional dan jumlah responden yang mewakili pengguna dan kedalaman afektif sebagai pertimbangan. “Oleh karena itu, studi di masa depan harus memeriksa aplikasi model, baik dengan produk yang berbeda, konsumen produk seperti tablet dan gadget, atau pengguna (berbasis budaya) yang berbeda,” imbuhnya.
Berkat penelitiannya itu, mahasiswa Program Doktor Departemen Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini berhasil merampungkan pendidikan tertingginya. Melaksanakan sidang promosi doktor di Auditorium Sinar Mas Departemen Teknik Industri, Jumat (22/2), Heru berhasil lulus dengan nilai memuaskan. (jun/mik)
Sumber : https://www.its.ac.id/news/2019/02/27/peran-aspek-afektif-dan-kognitif-dalam-desain-produk/