Sorry, no posts matched your criteria.
Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) merupakan forum pertemuan ilmiah dan pameran poster ide kreatif dari mahasiswa, yang diikuti oleh kelompok mahasiswa melalui jalur Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). PIMNAS tahun 2020 diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia memberikan sebuah cerita menggembirakan bagi ITS. Di PIMNAS ke-33 tahun ini, ITS memperoleh 12 medali dari kategori presentasi dan poster. Perolehan tersebut terdiri dari tiga medali emas, tiga medali perak pada kategori presentasi. Sedangkan pada kategori poster, ITS memperoleh dua medali emas, satu medali perak dan tiga medali perunggu. Salah satu penyumbang medali emas adalah produk PKM bernama Londri.In.
Londri.in, aplikasi yang menawarkan berbagai layanan untuk memudahkan mahasiswa menggunakan jasa laundry yang ada di kawasan kampus sekitar Surabaya. Tim yang dibimbing langsung oleh Ibu Diesta Iva Maftuhah S.T., M.T. ini berhasil membawa pulang medali emas di PIMNAS 2020 pada kategori presentasi. Komposisi tim terdiri dari beberapa mahasiswa, diantaranya dari Departemen Teknik dan Sistem Industri terdiri dari Muhammad Nauval Ibrahim, Achmad Akmal Dyantama, dan Muhammad Fajar Alfandi. Serta mahasiswa dari Departemen Teknik Informatika terdiri dari Zaenal Makhmudi dan Arief Prasetyo. Melalui ide ini, tim berharap dapat mengatasi permasalahan mahasiswa pada laundry, yaitu tidak ada estimasi waktu yang pasti, tidak ada layanan antar jemput, garansi pakaian hilang, serta keterjaminan cucian bersih dan cucian wangi. Tidak hanya itu, londri.in juga bertujuan untuk merangkul pebisnis laundry untuk memiliki basis pasar yang lebih luas melalui aplikasi, serta memberdayakan UMKM penyedia bahan baku laundry.
Ide londri.in sebenarnya muncul pada tahun 2018. Pada saat itu, dua orang mahasiswa yaitu Akmal dan Ibrahim memiliki keresahan terhadap laundry yang berada di sekitar kampus. Kejadian seperti hilang atau tertukarnya pakaian customer menjadi hal yang biasa. Terlebih lagi, setelah ditanyakan pada teman-teman mahasiswa lainnya, ternyata masalah tersebut tidak hanya dirasakan oleh mereka saja. Bahkan, beberapa masalah baru dicurhatkan oleh teman-teman mahasiswa. Seperti tidak adanya layanan antar jemput, serta tidak adanya estimasi waktu pengerjaan yang benar-benar pasti.
Grafik Pengumpulan Data Keresahan Mahasiswa
Sumber: Survey Londri.in
Selain itu, banyak mahasiswa yang mengeluhkan padatnya kegiatan di kampus baik akademik maupun non akademik yang mengganggu waktu mereka untuk mencuci. Terbukti melalui data yang didapat dari 148 responden, 54,7 % mahasiswa mengatakan bahwa kehidupan kampus cukup mengganggu waktu mereka untuk mencuci. Selain itu, 77,7% mengatakan bahwa mereka mengandalkan jasa laundry minimal 1 kali dalam sebulan. Berdasarkan poin-poin tersebut, Ide londri.in kemudian muncul di tengah-tengah atmosfer pendaftaran PKM. Tim kemudian mulai bergerak untuk merumuskan ide dengan tambahan 3 orang mahasiswa lainnya yaitu Fajar, Makhmudi, dan Arief.
Gambar 54,7% Responden Menyatakan Kehidupan Kuliah Cukup menganggu Kegiatan Untuk Mencuci (Sumber: Survey Londri.in)
Gambar 77,7% Responden Menyatakan Mengandalkan Jasa Laundry Minimal 1 Kali Dalam Sebulan (Sumber: Survey Londri.in)
Selain melakukan analisis kondisi pasar pada mahasiswa, tim londri.in juga bergerak untuk mendengar masukan-masukan dari para pebisnis laundry. Melalui wawancara yang dilaksanakan, pebisnis laundry memiliki masalah yang sama yaitu hanya memiliki basis pasar pada daerah di sekitar lapak mereka saja. Selain itu, pada pandemi global COVID-19 ini, mereka juga mengaku lapak mereka menjadi lebih sepi dari biasanya. Tercatat berdasarkan hasil survey, didapatkan bahwa 8 dari 10 laundry mengalami sepi pengunjung. Melalui permasalahan tersebut, tim londri.in mencari strategi untuk sapat memberikan basis pasar yang lebih luas kepada pebisnis laundry.
Gambar Ilustrasi 8 dari 10 Laundry Sepi Pengunjung
Sumber: Londri.in
Banyak tahap yang dilalui tim londri.in hingga bisa diberi kesempatan untuk tampil di ajang PIMNAS ke-33. Dimulai dari tahap pembuatan proposal PKM, pendanaan PKM, hingga lolos ke PIMNAS. Peran dosen penalaran, departemen, dan ITS sangat membantu untuk mengevaluasi kekurangan-kekurangan dari tim. Di tengah persiapan, tim sempat mengalami sedikit goyah untuk melanjutkan perjuangan. Beberapa anggota telah memiliki kewajiban-kewajiban lainnya seperti telah ada yang memiliki bisnisnya sendiri, telah sibuk menjadi asisten laboratorium, magang di sebuah perusahaan, serta memiliki tanggung jawab di ORMAWA kampus. Namun akhirnya, tim memutuskan untuk berkomitmen dan ingin menuntaskan sampai akhir apapun hasilnya.
Di tengah persiapan, tim tidak henti-hentinya untuk selalu mendengarkan suara customer dan mengandalkan data-data terpercaya. Tim juga selalu melakukan evaluasi dan dengan segera memperbaiki kekurangan-kekurangan yang telah dinilai baik oleh Alumni Pimnas, Dosen Penalaran, dan Dosen Pembimbing. Berkat semua kerja keras dan semangatnya, tim akhirnya dapat menyelesaikan desain interface aplikasi, video pelaksanaan PKM, serta strategi marketing untuk menjangkau sasaran pasar mahasiswa. Serta dapat menjalankan presentasi dan tanya jawab dengan lancar memenangkan kriteria penilaian. Hingga pada malam 29 November 2020, Pembacaan pemenang PIMNAS ke-33. Tim tidak henti-hentinya mengucap syukur karena dapat membawa pulang medali emas PKM-K PIMNAS ke-33.