The Natural Life Summer Camp yang diselenggarakan langsung oleh Svay Rieng University, Cambodia berlangsung pada tanggal 1-5 Juli 2019. Partisipan berasal dari beberapa universitas seperti dari Laos, Kamboja, Chulalongkorn (Thailand), Tianjin (China), dan Indonesia. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjadi satu-satunya perguruan tinggi perwakilan dari Indonesia yaitu hanya dengan dua mahasiswa: Andreas Anthoni Wiyanto dari Departemen Teknik Kelautan (DTK) dan Nabila Anindya Salma dari Departemen Biologi. Keduanya mahasiswa angkatan 2017. Total peserta 26 mahasiswa terdiri dari 8 pria dan 18 wanita.
Program tahunan ini memberi kesempatan bagi mahasiswa dari seluruh dunia untuk datang secara langsung dan mengenal kebudayaan negara Kamboja. Tujuan kegiatan ini diantaranya adalah : (i) membentuk pribadi mahasiswa yang mampu berperan dalam kemajuan bangsa dengan pengetahuan dan ilmu yang di dapat selama program, (ii) memperluas wawasan, ilmu, dan menambah pengalaman dalam rangka meningkatkan daya saing mahasiswa di era globalisasi, serta (iii) memberikan kesempatan sebagai sarana promosi bagi departemen, fakultas, universitas, dan instansi pendukung kepada partisipan yang berasal dari berbagai negara.
Kegiatan ini lebih bersifat pertukaran budaya dan sejarah lintas negara dan bangsa bagi generasi muda, sehingga timbul pemahaman yang baik dan bijak dalam mengambil pelajaran darinya. Misalnya pada jadwal yang diberikan, tertulis bahwa materi pertama yang akan diterima oleh para pastisipan adalah mengenai sejarah dari rezim Khmer Merah di Kamboja pimpinan Pol Pot. Rezim ini adalah yang terburuk dari yang pernah ada di negara ini yang mengakibatkan setidaknya dua juta rakyat Kamboja tewas.
Kegigihan Andreas
Kegiatan ini bukanlah program internasional pertama yang coba diikuti oleh Andreas. Sebelumnya dia pernah mencoba untuk mengikuti program GKS ASEAN SCIENCES yang diselenggarakan oleh Mokpo National Maritime University, South Korea. Namun rupanya keberuntungan belum berpihak padanya kala itu. Dia memandang hal itu sebagai peluang justru untuk makin banyak belajar. Sehingga kegagalan bukanlah hal asing dan manakutkan baginya.
“Banyak sekali yang bisa dipelajari secara langsung dari proses seleksinya, melalui tahap pengumpulan berkas hingga tahap interview. Dan yang paling berkesan di antara semua itu adalah pada tahap interview. Proses tatap muka secara langsung dengan interviewer banyak memberikan pelajaran, yang tentu saja bisa menjadi bekal saat kelak mendaftar di suatu pekerjaan”, jelas pria asal Malang ini.
“Memang secara teori banyak sekali yang telah menuliskan secara gamblang hal-hal yang harus dilakukan dan hal-hal apa saja yang tidak boleh dilakukan selama proses interview. Bahkan dia pernah mengikuti Global Competencies Workshop yang salah satu topiknya adalah “Mastering Interview” , tutur mahasiswa semester 5 ini menambahkan.
Menurut Andreas, interview bukanlah hal teoritis yang bisa dikuasai hanya dengan membaca satu dua paragraph dari buku, pengalaman sangat bisa menjadi guru terbaik bagi seorang individu. Dari pengalaman itulah kita bisa lebih mempersiapkan setiap pilihan kata yang akan digunakan untuk setiap pertanyaan yang diajukan. Karena pertanyaan yang diberikan saat interview cenderung sejenis dan tidak jauh berbeda, sehingga sangat memungkinkan bagi seseorang untuk memprediksi pertanyaan yang akan diberikan kepadanya setelah pengalaman yang dilaluinya.
Pelajaran yang dapat dipetik
Menurut Andreas, kegiatan The Natural Life Summer Camp ini sangat mencerahkan. Banyak informasi dan pelajaran yang didapatkan sehingga dapat merubah pemahaman terhadap image buruk selama ini. Misalnya banyaknya pandangan negatif terhadap negara Kamboja ini menyebabkan negara ini dipandang sebelah mata. Buktinya untuk program sejenis yang tujuannya ke negara-negara seperti Jepang, Korea, dan sebagainya, peminatnya jauh lebih banyak dari program ini. Melalui program Camp ini, maka hal tersebut secara bertahap dapat dirubah.
Bahkan satu pertanyaan yang begitu menarik perhatian bagi Andreas adalah saat di tahap interviewnya yaitu mengenai ideologi negara ini yang Komunis. Apakah hal ini akan memberikan dampak besar padamu sekembali nanti dari negara ini? Andreas menjelaskan bahwa tentu saja hal ini sangat tidak mungkin terjadi. Kemungkinannya sangat kecil sekali. Tumbuh di Indonesia dalam pemahaman ideologi Pancasila, tidak akan tergoyah hanya dalam satu minggu berada di negara yang berbeda ideologi dengan kita. Dan sebagai mahasiswa, kita tentu sudah mengetahui perbedaan antara yang benar dan yang salah. Malah dari perbedaan yang ada, membuat kita bisa belajar bagaimana cara memperlakukan orang lain yang memiliki perbedaan pandangan dengan kita, mengatasi perbedaan dengan pikiran terbuka dan mengupayakan solusi win-win sebagai salah satu sikap yang harus dimiliki oleh seorang engineer.
Selain itu, Andreas menambahkan, bahwa masyarakat Kamboja pun juga tidak menginginkan hal ini terulang kembali yang berdampak besar pada perubahan dan menjadikan Kamboja sebagai negara satu partai. Keberanian mereka untuk menceritakan masa lalu kelamnya kepada para pendatang di negara mereka yang saat itu merupakan seorang mahasiswa asing perlu diberikan acungan jempol. Hal ini mereka berikan bukan tanpa alasan, karena mereka ingin dunia juga tahu dan belajar dari masa lalunya yang kelam. Karena mereka menyadari penuh bahwa bagaimanapun masa lalu lah yang telah membentuk mereka seperti saat ini. Dan mereka tidak menyesali apa yang telah terjadi. Hal ini patut diteladani bagaimana kita bisa memahami secara bijak atas semua masa lalu kelam yang dialami oleh suatu negara, termasuk Indonesia, misalnya yang dapat diambil pelajaran positifnya bagi generasi yang akan datang. Untuk itu Andreas merasa betapa bersyukurnya bisa menjadi bagian dari program yang baik ini.
Ucapan Terima kasih
Andreas sebagai satu dari dua partisipan asal Indonesia merasa sangat beruntung dan ia ingin mengucapkan rasa terima kasih yang pertama kepada Departemen Teknik Kelautan yang telah memberikan dukungan penuh, kepada International Office Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan kepada Svay Rieng University yang telah menyelenggarakan program ini sebagai agenda tahunan. Tentunya hal ini bisa menjadi kesempatan bagi mahasiswa lain yang ingin ikut serta dalam program internasional dan mendukung terwujudnya cita-cita ITS menjadi World Class University. [@Andreas-eRWePe_DTK2019]
Andreas bersama para mahasiswa peserta lainnya di The Natural Life Summer Camp yang diselenggarakan oleh Svay Rieng University (SRU), Kamboja, pada tanggal 1-5 Juli 2019.
Andreas (Teknik Kelautan) dan Salma (Biologi) dua peserta dari ITS Indonesia di kegiatan The Natural Life Summer Camp 2019.
Bertukar cindera mata dengan pihak Svay Rieng University (SRU), Cambodia penyelenggara The Natural Life Summer Camp 2019.
DTKNEWS – Boskalis Company visited the Ocean Engineering Department on 6th May 2024 to have a break-thru collaboration.
Ngopi Susu” – Ngobrol Perihal Isu-Isu. Terdengar menarik bukan? Senin, 13 Mei 2024, Departemen Teknik Kelautan ITS menerima kunjungan
DTKNEWS – Ngopi susu (ngobrol perihal isu-isu) merupakan kolaborasi acara antara Himpunan Mahasiswa Teknik Kelautan ITS (himatekla) dengan Keluarga