News

Hakekat Amanah

Sen, 18 Mar 2019
2:20 PM
Opini
Share :
Oleh : Admin-Teknik Kelautan   |

HAKEKAT AMANAH

Oleh: Dr. Mahmud Mustain
(Associate Prof. Teknik Kelautan – ITS)

 

 

Ketika kita jalan dalam dimensi ruang bisa maju-mundur, keluar-masuk, dan naik-turun. Tetapi dalam dimensi waktu kita hanya bisa maju atau berhenti. Berhenti dalam arti mati, dalam hal tidak lagi mampu mengikuti gerak waktu dalam kondisi bernyawa. Ada amanah apa dalam kehidupan ini yang berada dalam dimensi ruang dan waktu.

Dengan teori relativitasnya Albert Einstein, waktu tidak hanya maju tetapi bisa diam dan bahkan mundur. Tetapi teori ini tidak mungkin terwujudkan lantaran tidak mungkin sistem kehidupkan ini digerakkan dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Semakin bergerak dengan kecepatan meningkat mendekati kecepatan cahaya maka gerak waktu akan melambat. Waktu akan diam bila sistem kita hidup ini digerakkan sama dengan kecepatan cahaya. Pemahaman berikutnya waktu akan bergerak mundur apabila sistem kita hidup ini bergerak melebihi kecepatan cahaya. Secara teoritis konsep kyai Einstein ini sampai sekarang belum terbantahkan. Tetapi secara realistik tidak mungkin bisa terjadi. Secara logika menjalankan sistem universal hidup ini tidak mungkin, sebab tidak akan bisa oleh kemampuan manusia, yakni memerlukan energi dan ruang gerak yang tidak akan terjangkau.

Cekak cingkrangnya, ilmuwan setinggi apapun harus mengakui bahwa waktu hanya bergerak maju. Selanjutnya manusia hanya bisa mengikuti yakni hidup dan tidak mengikuti yakni mati.

Ketika sudah ada pengakuan seperti ini maka konsekwensinya untuk apa dan apa perlunya?

Dalam kitab Durrotun Nasichin (Syech Utsman bin Chasan, hal 171) fasal Amanah ditulis bahwa, banyak arti maknawi amanah manusia hidup ini. Makna yang paling global adalah amanah berarti ta’at beribadah sesuai dengan janji yang diucapkan manusia dalam alam arwah, yakni jawaban qoluu bala syahidna (manusia menjawab iya kami bersaksi) ketika menjawab pertanyaan Allah SWT alastu birobbikum (adakah aku sebagai Tuhan mu).

Bersaksi tersebut dicatat/dianggap sebagai janji yang berkonsekwensi sebagai amanah yang harus dilaksanakan di masa hidup di dunia ini. Konsekwensi tersebut berupa taat ngabekti beribadah menjalani syariat Allah SWT. Inilah sesungguh hakekat amanah hidup di dunia yang terkungkung dengan keterbatasan waktu. Mari kita sadari sesadar-sadarnya, sehingga menghasilkan kesadaran beribadah yang membuat hidup kita selamat di dunia dan akhirat.
Demikian semoga manfaat barokah, aamiin. Ngapunten suwun [Editor@eRWePe].

Graha ITS, ndolok melu wisuda ITS ke 119, 16 Maret 2019

Latest News

  • Raden Ajeng Kartini Keteladanan akan Kesalehan dan kepedulian Sosial dalam Pengurangan Risiko Bencana

    Raden Ajeng KARTINI (21 April 1879-21 April 2024) Keteladanan akan Kesalehan dan kepedulian Sosial dalam Pengurangan Risiko Bencana Oleh

    26 Apr 2024
  • Puasa Satu Teknologi Pertahanan

    Puasa Satu Teknologi Pertahanan Oleh Prof. Daniel Mohammad Rosyid, Ph.D Latar Belakang Shaum yang sering diterjemahkan sebagai puasa adalah

    05 Apr 2023
  • Maritiming Indonesia

    Maritiming Indonesia Oleh Prof. Ir. Daniel M. Rosyid, Ph.D @Rosyid College of Arts Dalam artikel opininya di Harian Kompas

    12 Jan 2023