News

Kuliah Tamu Internasional Potensi Pemanfaatan Lumpur dalam Menghasilkan Energi Listrik dan Kunjungan Saga University ke ITS

Sen, 05 Agu 2019
3:06 pm
Informasi
Share :
Oleh : Admin-TeknikKimia   |

 [SURABAYA, 29 Juli 2019]

Sebuah potensi dari alam guna menghasilkan energi listrik dibahas dalam kuliah tamu internasional kali ini. Dengan judul Electrochemical Analysis for Electron Transfer Mechanisms of Microorganism in Mud Microbial Fuel Cell (MMFC), Prof. Masato Tominaga dari Saga University – Jepang menyampaikan kuliah tamu dengan dimoderatori Dr.Eng. R. Darmawan. Dengan memanfaatkan lumpur, MMFC mampu menghasilkan energi listrik yang mampu menggerakan piringan motor (Gambar 1) hingga 20 jam. Kuliah tersebut dibuka oleh Sekretaris Departemen yang mewakili Kepala Departemen Teknik Kimia, Setiyo Gunawan, Ph.D. Dalam sambutannya, Gunawan menyampaikan bahwa Indonesia mempunyai banyak sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan sebagai energi listrik, salah satunya adalah lumpur lapindo. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan kerjasama antara ITS dan Saga Univ, seperti student exchange, join supervision, double degree. Apalagi mulai tahun ini, ITS sudah membuka International Undergraduate Program (IUP).

 

Gambar 1. MMFC mampu menggerakkan piringan motor hingga 20 jam

Pemaparan materi kuliah tamu berlangsung di Aula Oedjoe Djoeriaman di Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember tanggal 29 Juli 2019. Dalam penyampaian kuliah tamu tersebut dijelaskan bahwa Microbial fuel cell (MFC) mengubah kandungan organik ke energi listrik dengan bantuan mikroorganisme sebagai biokatalis. MFC adalah langkah ekonomis menuju masa depan energi yang berkelanjutan. Prinsip dari MFC terdiri dari dua reaksi proses, yaitu reaksi oksidasi dan reduksi. Reaksi oksidasi terjadi di sisi/ chamber anoda dengan kondisi anaerob guna mendegradasi organik material yang disertai dengan melepaskan elektron. Sedangkan reaksi reduksi terjadi di chamber katoda yang berada dalam kondisi aerob. Dalam mekanisme transfer electron sendiri, secara garis besar ada 3 cara, antara lain conductive nano wire, conductive protein dan mediator demikian yang dijelaskan oleh Prof. Masato.

Banyak mahasiswa yang sangat antusias dalam sesi diskusi dan tanya jawab, dengan mengajukan pertanyaan dan komentar yang disambut dan dijawab dengan baik oleh pembicara, Prof. Masato Tominaga. Di sela – sela diskusi tersebut, moderator yang merupakan alumni program doctor dan GelK (Groundwater Enviromental Leader KUN) Kumamoto University Jepang menambahkan bahwa setidaknya ada 2 yang harus dipertimbangkan terkait proses di MFC, yaitu biokatalis yang biasanya bakteri guna mendegradasi kandungan organik disertai dengan melepas electron dan sumber organik yang merupakan sumber makanan dari bakteri electricigen tersebut.

Dalam perkembangannya, saat ini semakin marak dilakukan penelitian terkait MFC, terutama dalam rangka meningkatkan energi listrik yang dihasilkan, dimana dilakukan dengan mengembangkan elektroda nano karbon karena luas permukaan yang dapat diakses oleh mikroba yang lebih tinggi. Selain itu, peran mikroba sebagai biokatalis dan kandungan sumber organik di dalam sistem juga menentukan selama proses MFC.

Acara kuliah tamu tersebut diikuti oleh puluhan mahasiswa dari Departemen Teknik Kimia FTI ITS dan Departemen Kimia FS ITS. Kuliah tamu diakhiri dengan pemberian kenang-kenangan oleh Departemen Teknik Kimia yang diwakili oleh Dr.Eng. R. Darmawan, serta dilanjutkan foto bersama.

 

Gambar 2. Pemberian cinderamata

 

Gambar 3. Foto bersama

Selain mengisi kuliah tamu, Prof Masato Tominaga yang merupakan Kepala Departemen Applied Chemistry, Saga University Jepang juga melakukan kunjungan dan diskusi dengan Departemen Teknik Kimia FTI ITS, Internasional Office ITS dan Rektor serta Wakil Rektor IV ITS. Dalam pembicaraan tersebut, disampaikan kerjasama yang telah dilakukan Saga University khususnya Departemen Applied Chemistry dengan Departemen Teknik Kimia. Hingga tahun ini, telah tercatat 5 mahasiswa program S-1 dari Departemen Teknik Kimia FTI ITS telah mengikuti Program Sakura Exchange in Science selama 10 hari sampai 14 hari, di Saga University Jepang, demikian penjelasan yang disampaikan Darmawan sapaan akrabnya, yang telah menginisiasi program tersebut sejak 2016.

Dalam pertemuan tersebut, juga dibahas peluang akan kerjasama antara Departemen Applied Chemistry diperluas departemen lainnya di Saga University dengan Departemen – departemen yang ada di ITS. Sebagai tindak lanjut, pertemuan tersebut direncanakan akan ada kunjungan lanjutan, Dekan dari Science dan Engineering Saga Univ. ke ITS.

 

Gambar 4. Suasana pertemuan antara Prof. Masato Tominaga (Saga University) dengan Rektor ITS

Latest News

  • International Exposure pada Mahasiswa Semester Awal Prodi Teknik Pangan melalui Kuliah Tamu

    Selasa, 10 September 2024 sebanyak 72 mahasiswa baru (semester 1) prodi Teknik Pangan Angkatan 2024 mendapatkan kesempatan international exposure

    12 Sep 2024
  • Berita Ujian Tertutup dan Yudisium S3 Masa Gasal 2024 -2025

    Sejalan dengan agenda Kurikulum Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), untuk Wisuda ITS ke – 131, Program Studi Pascasarjana, Departemen

    12 Sep 2024
  • Seminar Promosi Doktor Baru Teknik Kimia Genap 2024

    Departemen Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem (DTK – FTIRS) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melaksanakan

    28 Agu 2024