Tim Antasena ITS yang sebagian besarnya merupakan mahasiswa Departemen Teknik Material dan Metalurgi saat berhasil menjadi peringkat pertama pada Shell Eco Marathon, Qatar
Kompetisi bergengsi ini diikuti oleh 16 negara dari kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah, dengan Indonesia menjadi peserta terbanyak, mengirimkan 16 tim. Tim Antasena ITS sukses melewati tahapan inspeksi teknis yang memastikan mobil memenuhi standar keselamatan, spesifikasi teknis, serta persyaratan lain yang ditetapkan oleh penyelenggara. Keberhasilan ini membuka peluang bagi tim untuk bersaing dalam sesi balapan langsung di lintasan sirkuit.
Pada perlombaan on-track, tim-tim peserta menguji efisiensi bahan bakar kendaraan mereka. Kompetisi ini terbagi dalam dua kategori utama, yakni Urban Concept dan Prototype, yang masing-masing diklasifikasikan lagi ke dalam tiga jenis energi, yaitu Internal Combustion Engine (ICE), Battery-Electric, dan Hydrogen Fuel Cell. Selain uji lintasan, setiap mobil juga dinilai dalam perlombaan off-track berdasarkan aspek desain, data, emisi, keamanan, serta inovasi teknis.
Mobil Antasena saat melaju di sirquit
Mobil Antasena saat dibawa menuju lintasan Lusail International Circuit, Qatar
Keberhasilan ini tidak terlepas dari doa serta dukungan berbagai pihak yang terus memotivasi tim untuk memberikan performa terbaik. Evaluasi dan riset yang berkelanjutan menjadi kunci bagi tim Antasena ITS untuk terus berinovasi. “Kami berharap dapat mempertahankan gelar juara, meraih prestasi baru di berbagai kategori, serta terus mengembangkan teknologi kendaraan hemat energi ke depannya,” tekadnya.
Tim Antasena saat akan memasuki lintasan, Qatar
Meski ini merupakan pengalaman pertama berlaga di sirkuit Lusail, tim berhasil mengatasi berbagai tantangan. Adaptasi terhadap lintasan baru, kondisi cuaca, serta kendala teknis di awal balapan tidak menyurutkan semangat mereka. Dengan kerja keras dan dukungan penuh, tim Antasena mampu memborong
On Track Awards
3rd Place Prototype, HE — $1500
Off-Track Award
Winner of Vehicle Design for Prototype — $3000
2nd Place of Communication (HAVAS) — $1500
2nd Place of Carbon Footprint Reduction — $1500
Total Price Money
Antasena ==> USD 7500
Tim Antasena ITS yang sebagian besarnya merupakan mahasiswa Departemen Teknik Material dan Metalurgi saat berhasil menjadi peringkat pertama pada
Biro Kerjasama Teknik Luar Negeri Kementerian Sekretariat Negara KTLN membuka beasiswa/pelatihan kerjasama teknik luar negeri dengan narasumber dari Australia
Kepala Pusat Penelitian Material Maju dan Teknologi Nano Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) , sekaligus Dosen DTMM, Dr Agung